Tuan Demang yang merasa Demokrasi
Ketika perebutan kursi tuan demang terjadi, salah seorang calon tuan demang meminta agar rakyat mendukung dan memilihnya, berketepatan saya bergabung dengan seorang tokoh yang sudah memiliki pengalaman politik. Sebelum ada kesepakatan calon tuan demang mengadakan pertemuan untuk menyatukan visi dan misi kedepan serta apa rencana tuan demang tersebut nantinya, bila kita memenangkannya mendapat kursi tuan demang.
Tuan demang berjanji akan memperbaiki birokrasi yang sudah sangat hancur dan rusak serta akan lebih mendahulukan kepentingan rakyat, saya dan wakil tuan demang akan membatalkan proyek reklamasi demi kepentingan rakyat, kami tidak akan melakukan penggusuran, tiap tahun kita akan siapkan lapangan kerja yang baru untuk 200 ribu orang, kita akan benahi birokrasi yang korup, kita akan membangun rusun DP 0% untuk memenuhi kebutuhan perumahan rakyat, saya dan wakil demang bekerja untuk rakyat demikianlah yang keluar ucapan-ucapan dari bibir tuan demang, lalu saya berkata apakah kami bisa pegang ucapanmu? dan mengatakan, kalau tidak ada perubahan lebih baik tuan demang yang sekarang dipertahankan. Calon tuan demang pun menjawab, kalau kami diberikan kepercayaan, kami akan memperbaiki semua yang telah rusak, percayalah bila kami diberikan amanah. Lalu saya katakan, saya pegang kata – ķata calon tuan demang dan wakil, dan harus tuan demang buktikan nanti, bila sudah menjabat.
Maka kitapun sepakat memenangkan tuan demang dan wakilnya, dikala itu ada 3 calon yang maju untuk merebut kursi tuan demang. ternyata calon tuan demang dan wakil yang saya dukung bernyali cemen, dalam pertemuan selalu mengatakan lawan kita berat – berat, masuk keputaran 1 pun kita sudah hebat, berat kita memenangkan perebutan kursi tuan demang ini, itulah yang terlontar dari bibir calon tuan demang dengan tim pendukungnya disaat itu. tapi saya tetap berkeyakinan tuan demang dan wakil yang saya dukung akan menang karena program dan kata-katanya yang bagus, saya alpa menanyakan niat dan tujuannya merebut kursi tuan demang.
Putaran pertama dilaksanakan ketakutan tuan demang dengan tim horenya tidak masuk putaran 1 pupus sudah sebab setelah dilakukan perhitungan suara, ternyata tuan demang yang kami dukung mendapat suara terbanyak urutan kedua, sehingga mendapat tiket untuk bertarung diputaran ke- 2 dengan incumbent.
Menjelang akhir putaran ke-2, ketika akan dilaksanakan pemungutan suara, calon tuan demang semakin khawatir, apalagi kubu sebelah memiliki strategi yang jitu membuat panggung dimana-mana, dan isu yang disebarkan bahwa panggung yang didirikan untuk acara perayaan kemenangan, padahal panggung tersebut untuk acara pernikahan, calon tuan demang dan tim horenya mengatakan tidak mungkin kita menang, sialnya di tim kamipun jadi ikut – ikutan mengatakan tidak menang. Tapi saya berkeyakinan tuan demang yang saya dukung pasti menang.
Satu hari sebelum pencoblosan, teman saya sang tokoh politik, memanggil saya keruangannya dan bertanya bagaimana besok hasil pemilihan Tom, apa kita bisa menang? Itu pertanyaannya, lalu saya jawab, kanda jabat tangan saya kita menang dalam pemilihan besok, beliau ragu dan heran bahkan tidak percaya, lalu saya katakan kalau kanda tidak mau menang tidak usah berjabat tangan, kalau kanda mau menang jabat tangan saya, akhirnya beliaupun mau menjabat tangan saya, kira-kira begitulah obrolan dan perilaku kami berdua diruangannya.
Keesokan harinya sebelum usai pemungutan suara, saya membuat status di FB pribadi saya bahwa suara yang diraih tuan demang yang kami dukung adalah sebesar 58 %, meskipun pencoblosan belum usai, begitu saya torehkan ada yang berucap jangan mendahului Tuhan katanya, tapi aku jawab dengan senyum, sebahagian mengatakan berat bangat kita ini menang kata yang lain, tapi saya senyum. disaat survey-survey melakukan perhitungan suara, ternyata hasil survey mereka, bahwa yang mendapat suara terbanyak adalah tuan demang yang kami dukung, kami tinggal menunggu pengumuman resminya saja, langsung deh semua tim hore berteriak dan bergembira.
Setelah menang tuan demang dan wakil, melakukan pertemuan tertutup dengan tokoh politik tersebut ketepatan saya ada didalam ruangan, dimana dilaksanakan pertemuan tersebut, lalu tuan demang berkata kita sudah menang pak, lalu mau bagaimana kita sekarang, tokoh politik sebagai bos saya bilang bekerjalah untuk kepentingan rakyat, lalu tuan demang dan wakilnya bertanya bagaima bang tom sayapun menjawab, saya tidak mengejar jabatan tapi kalau berkenan kebijakan-kebijakan untuk kepentingan rakyat kiranya kita dilibatkan.
Setelah dilantik kami masih melakukan pertemuan-pertemuan dengan tuan demang, tapi setelah itu tuan demangpun membuat jarak dengan kami tanpa alasan yang pasti, setiap mau memberikan masukan tokoh politik prosesnya lama bangat.
Semakin lama saya melihat kinerja tuan demang semakin edan, saya melaporkan kepada tuan demang bahwa ada anak buahnya yang patut diduga melakukan tindakan korupsi melalui proyek, eh malah dilindungi tuan demang, dan yang membuat saya patah arang terhadap sikap tuan demang adalah mencopot kepala dinas pendidikan dan BPPBJ, demi proyek pengadaan meubeler. karena tuan demang semakin edan saya lihat, dan apa yang keluar dari bibirnya dulu disaat sebelum menjadi tuan demang hanya isapan jempol belaka, yang penting dapat meraih kursi tuan demang.
Maka dengan tegas saya dan tim mengambil sikap dengan cara mencabut dukungan dengan resmi, agar tidak terlibat dengan permainan kotor tuan demang yang edan, serta merasa sebagai raja.
Sekarang tuan demang berbicara demokrasi yang mati, padahal tuan demang sendiri yang merusak dan mematikan demokrasi itu, dengan perilakunya. Ibarat sebuah pepatah, lempar batu sembunyi tangan
Jakarta, 24 November 2020
Mantan Presidium Relawan Anies
Tom Pasaribu,S.H.
Direktur Eksekutif KP3-I