Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak perlu berkecil hati atau kecewa atas sikap politik Joko Widodo dan keluarga menjelang Pilpres tahun 2024 pindah ke partai lain, sebab Joko Widodo sudah memperhitungkan setelah habis Presiden tidak mungkin dapat memiliki hubungan yang baik dengan PDIP, mengingat Program Perpanjangan masa jabatan Presiden, Presiden 3 Periode serta menjadikan Putra manja sebagai Wakil Presiden dari PDIP gagal total.
Sementara kasus-kasus yang telah dikubur dalam-dalam bisa bangkit dari kubur yang mengakibatkan persoalan yang besar bagi keluarga setelah purna bakti dari Presiden seperti, kasus 1000 Bus Way, Mobil Esemka, Ijasah yang diduga palsu, kereta cepat, IKN, bagaimanapun Joko Widodo harus mencari gerbong politik yang baru yang mau mencalonkan putra manja menjadi Calon Wakil Presiden Tahun 2024. Sebagai benteng penyelamat setelah tidak menjadi Presiden.
Jadi bukan tidak punya tujuan Joko Widodo menerjunkan kedua putranya ke dunia politik, yang satu jadi Cawapres dan yang satu menjadi Ketua Umum Partai politik, walaupun pada awalnya sang putra mengatakan tidak akan terjun ke dunia politik.
Ibu Megawati sebagai Ketua Umum dan seluruh elemen PDIP harus kembali ke kittah mempertahankan serta mewujudkan cita-cita bersama bangsa, apa yang terjadi saat ini hanya mengingatkan PDIP agar eling dengan pesan Bung Karno yang ditorehkan dalam buku Dibawah Bendera Revolusi “Tjelakalah sesuatu Revolusi jang disarangi oleh orang munafik. Karena itu, djebollah kemunafikan dimana ada, tendang-keluarlah kemunafikan dari segala pendjuru” artnya orang-orang munafik tidak layak berada di gerbong PDIP.
Bagaimanapun PDIP harus tetap kuat dan tegar menghadapi segala kemungkinan apalagi politikus di Indonesia tidak memiliki prinsip yang matang dalam berpolitik, sehingga politikus di Indonesia lebih cenderung tidak memiliki kedewasaan dalam berpolitik, dan sudah menjadi kebiasaan politikus “Habis Manis Sepah dibuang”.
Pandangan saya justru dengan keluarnya Joko Widodo dan keluarga keluar dari PDIP akan terjadi perubahan yang menguntungkan bagi PDIP kedepan, tinggal bagaimana lakon dan peran yang akan dimainkan oleh PDIP sebagai salah satu kunci keberhasilan PDIP.
Apalagi kondisi saat ini hukum dan ekonomi sudah dijadikan sebagai alat politik serta alat peraga kampanye, harapan saya semoga Ibu Megawati dapat tetap memainkan catur politik yang lebih spektakuler menghadapi Pemilu dan Pilpres Tahun 2024, serta tidak masuk dalam kubangan yang sama.
Selamat bertanding dalam Pemilu dan Pilpres 2024, dan tetaplah berjuang sebagai penyelamat konstitusi.
Jakarta, 7 November 2023
Direktur KP3-I
Tom Pasaribu S.H,M.H