Negara berasaskan demokrasi seakan menjadi sarana untuk melancarkan strategi dalam rangka melebarkan pengaruh atas kelompok-kelompok tertentu di bawah.
Namun, kelompok yang selama ini patuh dan mau menjadi bagian dari kekuasaan itu, cenderung mulai melakukan manuver demi pengaruh dimasa mendatang maupun sekaligus berselingkuh mencari kesempatan tampuk kekuasaan.
Kejadian itu secara tersirat sudah ada dalam ruang dan waktu pikiran Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) Tom Pasaribu sejak tahun lalu tepatnya 23 Oktober 2019 .
Secara tidak sengaja, saat asik wartawan jakarta.poskota melihat facebook Tom Pasaribu, terlihat ada tulisan dengan judul ‘Kisah Pendekar Cengeng’.
Tulisan yang berisi sekitar 100 kata itu, Tom seolah-olah mengisaratkan gambaran fenomena perpolitikan tanah air belakangan ini. Ada pergolakan perebutan kekuasaan hingga hubungan antar sesama renggang sampai akhirnya timbul kembali persatuan karena ada kesepakatan.
Kepada jakarta.poskota.co.id, Tom mengaku apa yang ditulis sudah ada tergambar akan terjadi hal seperti saat ini.
“Apa yang saya tulis itu, bisa dan saat ini terjadi. Dulu ada pertarungan memperebutkan kursi, perebutan kekuasaan hingga timbul perpecahan di lingkungan masyarakat. Dan selanjutnya ada menang dan ada kalah,” kata Tom saat dihubungi, Selasa (1/12/2020).
“Setelah itu timbul kesepakatan, akhirnya raja dengan pendekar sakti yang berubah menjadi pendekar cengeng, berangkulan dan berjabat tangan dengan raja. Pendekar cengeng menjadi bagian dari kepemimpinan raja,” tambanya.
“Akan tetapi kembali timbul persoalan baru, sampai si pendekar cengeng mau merebut kekuasaan raja,” imbuh Tom.
Namun saat ditanya kenapa hal itu bisa terjadi, menurut Tom disebabkan oleh watak seseorang.
“Kenapa watak, saya melihat sekarang ini banyak watak pemimpin yang sudah tidak lagi murni berdasarkan keinginan bekerja demi kepentingan masyarakat. Mereka cenderung berjalan sesuai dengan petunjuk, hingga ada kesepakatan dibalik semua pekerjaan yang didasari pada keuntungan,” pungkasnya
https://terasjakarta.poskota.co.id/plugin/article/view/18486/tom-pasaribu-sudah-tulis-sejak-setahun-lalu